Selesai Dibangun, Kini Nyak Lambot dan Keluarga Bisa Tempati Rumah Barunya
Rumah bantuan sederhana untuk keluarga M Hasyem atau yang dikenal dengan Tgk Hasyem yang berada di kawasan Gampong Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar telah selesai dibangun, Jumat (30/8/2024).
Seperti diketahui sebelumnya bahwa Tgk Hasyem merupakan salah satu tokoh agama di Ladong. Jasanya bagi warga di wilayah itu sangat besar, khususnya dari segi pendidikan keagamaan.
Pembangunan rumah tipe 36 di atas tanah bekas balai pengajian Tgk Hasyem ini, terlaksana berkat kerjasama antara Polda Aceh bersama Polresta Banda Aceh dan Dinas Perkim Aceh.
Kapolda Aceh, Irjen Pol Achmad Kartiko langsung meresmikan rumah itu sekaligus menyerahkan kunci rumah kepada keluarga Tgk Hasyem, yang dalam hal ini diterima oleh istri tercinta, yakni Nyak Lambot.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda juga ikut didampingi oleh Pj Bupati Aceh Besar, M Iswanto dan Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Fahmi Irwan Ramli bersama pihak lainnya.
Achmad Kartiko mengungkapkan, pembangunan rumah untuk keluarga Tgk Hasyem merupakan rangkaian kegiatan HUT Bhayangkara ke- 78 yang tepat diperingati pada 1 Juli 2024 lalu.
Selain rumah untuk Tgk Hasyem, Polda Aceh dan jajaran juga mengadakan serangkaian kegiatan lainnya, seperti pembagian sembako bagi warga kurang mampu, hingga pembangunan MCK dan lain-lain.
“Semoga rumah ini menjadi tempat yang aman, nyaman, bermanfaat serta mendapatkan semangat baru bagi keluarga untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik lagi,” ucapnya.
Kapolda Aceh juga ikut berbelasungkawa atas kepergian Tgk Hasyem pada 24 Juni 2024 lalu. Menurutnya, Tgk Hasyem merupakan sosok penting dan sangat berjasa bagi masyarakat.
“Beliau ini memberikan manfaat ilmu yang sangat luar biasa bagi anak-anak di sini melalui balai pengajian yang didirikan. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT,” ungkapnya.
Sementara itu, Pj Bupati Iswanto juga sangat berterima kasih kepada Polda Aceh dan Polresta Banda Aceh yang telah membantu membangun rumah bagi keluarga Tgk Hasyem.
“Atas nama pribadi, keluarga dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, kami sangat berterima kasih kepada Polda Aceh dan Polresta Banda Aceh atas pembangunan bagi warga kami di Aceh Besar,” ungkapnya.
“Sekali lagi kami berterima kasih, kami doakan agar bapak selalu sehat dan sukses dalam menjalankan tugas,” pungkas Iswanto.
Biografi Ringkas Tgk Hasyem
M Hasyem alias Tgk Hasyem merupakan warga Gampong Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, yang sehari-hari bekerja sebagai guru mengaji di wilayah tersebut.
Ia lahir di Lam Sie, Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar tahun 1938. Selama hidup di Lam Sie, ia pernah menjabat sebagai keuchik (kepala desa) setempat selama 4,5 tahun tepatnya sejak tahun 1970-1974.
Tahun 1970 silam, Tgk Hasyem beserta istrinya yakni Nyak Lambot kemudian pindah ke Ladong dan sah menjadi warga setempat. Di situlah ia dan keluarga kecilnya mulai menetap selama ini.
Dalam kehidupan sehari-hari, Tgk Hasyem dikenal sebagai orang yang ramah serta aktif di berbagai kegiatan. Beliau juga pernah diangkat menjadi Teungku Imeum gampong Masjid Jami’ Ladong.
Tgk Hasyem aktif di masjid, bahkan hingga ke berbagai kegiatan lainnya. Setiap Senin siang, dahulu beliau membuka pengajian bagi orang tua dan warga gampong di balai desa.
Hingga akhirnya, ia membangun balai pengajian tepat di depan rumah panggung sederhananya dan mulai mengajar mengaji secara rutin untuk warga gampong, khususnya anak-anak dan remaja.
Pada 2017, beliau terserang stroke. Saat itulah aktivitasnya sebagai guru ngaji mulai terhambat. Di satu sisi, ia harus mendidik santri, sementara di sisi lain harus menjalani pengobatan.
Seiring berjalannya waktu, Tgk Hasyem sengaja mewakafkan balai pengajiannya untuk salah satu dayah yang ada di Gampong Blang Krueng, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar.
Hal tersebut dilakukan agar balai pengajian yang dibuat dapat bermanfaat bagi orang banyak yang hendak menimba ilmu, sekaligus amal jariyah di akhirat nanti.
Pada 24 Juni 2024 lalu, Tgk Hasyem dipanggil sang khalik. Kepergiannya juga membuat warga sekitar merasa kehilangan sosok beliau yang dinilai berjasa selama ini.