Kapolsek Krueng Barona Jaya Hadiri Khanduri Blang di Gampong Lampermai

 

Khanduri Blang merupakan sebuah tradisi ketika hendak memasuki musim tanam, maka diadakannya kenduri bersama dengan pemotongan hewan ternak jenis ayam dilanjutkan doa dan berakhir dengan makan bersama.

Pagi itu, Sabtu (1/9/2024) jam menunjukkan pukul 08.00 WIB. Matahari begitu cerah, orang-orang mulai beraktifitas layaknya seperti biasanya di Gampong Lampermai Kecamatan Krueng Barona Jaya Aceh Besar.

Sebuah desa yang masih kental dengan adat budaya dan tradisi. Salah satunya Khanduri Blang (kenduri sawah).

Tradisi tersebut sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang  bagi petani khususnya di Aceh, dengan mengharapkan berkah, agar tanaman terbebas dari hama dan penyakit lainnya yang digelar dengan dipusatkan di persawahan setempat.

Kapolsek Krueng Barona Jaya Iptu Julpandi bersama personel turut menghadiri kegiatan warisan budaya Indatu tersebut.

Ia mengatakan, dalam Kenduri Blang, tidak hanya dengan membaca doa serta yasinan, namun juga adanya peusijuk pade bijeh (tepung tawar benih padi), hal itu merupakan suatu adat yang sudah menjadi kearifan lokal serta ditekuni oleh setiap masyarakat yang bertani dan masih eksis hingga saat ini.

Adanya peusijuk pade bijeh ini dilakukan oleh petani terhadap padi yang akan dijadikan benih (bibit) sebelum penyemaian di sawah. Tujuan daripada peusijuk tersebut, mengandung harapan agar bibit yang akan ditanam mendapat rahmat Allah SWT subur dan berbuah, ungkapnya.

“Menurut Keterangan yang kami dapatkan dari orang tua kami di Kampung, ada pantangan tersendiri terhadap para petaninya. Yaitu dengan larangan selama tiga hari berturut-turut tidak boleh membawa payung ke sawah, menjemur padi, dan menjala ikan, ” sambungnya.

Sementara itu, tradisi tersebut sudah menjadi adat tersendiri setiap tahunnya asalkan tidak menentang dengan syariat Islam.

“Ada hal yang menarik juga dalam bercocok tanam orang Aceh. Yakni mengenai soal keuneunong atau hitung-hitungan waktu,” jelasnya.

Ia juga mengharapkan kepada para petani setempat, dengan kegiatan ini dapat menumbuhkan tali persaudaraan yang erat, tidak adanya kegiatan menghambat pertumbuhan padi dengan menutup pintu aliran air ke persawahan warga lainnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *