Aipda Nofal Munandar Danup Ziarah dan Tabur Bunga di Makam Teuku Nyak Arief

Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke – 79 Republik Indonesia, Forkopimcam Krueng Barona Jaya Aceh Besar bersama tokoh masyarakat dan personel TNI Polri, melakukan ziarah dan tabur bunga Makam Pahlawan Nasional Teuku Nyak Arief, di Gampong Meunasah Baktrieng, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Jumat (16/8/2024).

Camat Krueng Barona Jaya, Sayusi bertindak sebagai Inspektur Upacara, sementara itu Aipda Nofal Munandar personel Polsek Krueng Barona Jaya ditunjuk dan bertanggung jawab sebagai Komandan Upacara.

 

 

Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Fahmi Irwan Ramli melalui Kapolsek Krueng Barona Jaya Iptu Julpandi, mengajak semua pihak untuk selalu menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah mendarmabaktikan pengabdian terbaik mereka untuk bangsa dan agama dan tanah air.

 

“Mari kita selalu menjadikan pahlawan sebagai teladan dalam kehidupan ini,” ajak Julpandi.

 

Selain itu, Kapolsek Krueng Barona Jaya ini juga mengajak para generasi muda untuk mengisi kemerdekaan RI dengan berbagai kegiatan yang positif dan memiliki makna kebersamaan sebagai wujud melanjutkan perjuangan para pahlawan yang telah gugur di medan perang.

 

“Mari kita isi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif, sebagai generasi penerus bangsa, kita semua memiliki tanggung jawab besar melanjutkan perjuangan para pahlawan meskipun tidak lagi dengan senjata,” pungkasnya.

 

 

# Sekilas sejarah pahlawan Nasional Teuku Nyak Arief

Teuku Nyak Arief adalah Pahlawan Nasional yang berasal dari Aceh, menurut sejarah ia lahir di Ulee Lheue, Banda Aceh 17 Juli 1899 dan meninggal di Takengon 4 Mei 1946. Teuku Nyak Arief merupakan Residen atau Gubernur Aceh pertama pada periode 1945 sampai 1946.

 

Ayahnya seorang Panglima Sagi 26 Mukim (wilayah Aceh Besar) bernama Teuku Nyak Banta, sedangkan sang ibu bernama Cut Nyak Rayeuk.

 

Teuku Nyak Arif merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.

 

Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, ia dipilih menjadi wakil pertama dari Aceh dalam Volksraad (Dewan Rakyat). Sejak 1932, ia telah memimpin gerakan di bawah tanah untuk menentang penjajahan Belanda di Aceh.

 

Jenazahnya pun dibawa ke Kutaraja dan dikebumikan di pemakaman keluarga di Lamreung, Aceh Besar.

 

Untuk menghargai jasanya, Teuku Nyak Arif dianugerahkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan surat Keppres RI No. 971/TK/1974.

 

Namanya juga dijadikan nama jalan letak makam beliau, yaitu Jalan Makam Teuku Nyak Arif.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *